“Kapai-kapai (atawa Gayuh)” di Helateater 2015 Komunitas Salihara

Foto: Dok. Kalanari | Desain: Ibed
Helateater 2015 Komunitas Salihara
Kamis - Jumat, 23 - 24 April 2015
20.00 WIB


HTM: Rp. 75.000,- (umum); Rp. 50.000,- (pelajar/mahasiswa)
Ticket box: tiket@salihara.org / 08170771913
Info: salihara.org

Kapai-kapai (atawa Gayuh) diproduksi pada 2013 sebagai salah satu hasil pergerakan budaya yang dilakukan Kalanari Theatre Movement dengan Sanggar Bangun Budaya (Dusun Sumber, Magelang), dipentaskan pada Mimbar Teater Indonesia 2013 (Taman Budaya Jawa Tengah, Solo, September 2013) dan Festival Teater Jogja 2013 (Taman Budaya Yogyakarta, Oktober 2013). Awalnya, lakon Kapai-kapai Arifin C Noer hanya digunakan sebagai media pergerakan budaya bagi Kalanari dan Bangun Budaya yang mencoba untuk saling mempelajari. Kapai-kapai diposisikan sebagai media dialog antara Kalanari yang menekuni teater modern dan membuka diri mempelajari seni tradisi, dengan Bangun Budaya yang getol dengan kesenian tradisi Jawa namun terbuka dengan berbagai pembaruan yang kontemporer. Dari sinilah muncul ide untuk men-“Jawa”-kan masterpiece Arifin C Noer ini.

Foto: Dok. Kalanari | Desain: Komunitas Salihara
Di tahun 2015 ini, kami mencoba bergulat lagi dengan Kapai-kapai (atawa Gayuh), dengan dukungan Komunitas Salihara. Sebagaimana sebelumnya, kali ini pun kami belum mau “terjebak” (tepatnya: tidak mampu masuk) dalam Jawa yang begitu kompleks, sehingga kami menyederhanakannya menjadi Jawa yang paling dekat dan melekat dengan diri kami masing-masing – yang sebagian besar memang orang Jawa, dan sebagian kecil lagi bukan Jawa. Maka meruaklah “Jawa”, suatu kosmologi yang kami ciptakan dengan menyusun pecahan-pecahan dari Jawa-nya komunitas Dusun Sumber serta Jawa-nya para aktor Kalanari yang berasal dari Jogja, Banyuwangi, Tulungagung, Malang, Palembang (dan besar di Jogja), serta Jawa yang diraba-raba oleh sutradara yang lahir di Bali. Semuanya kami susun menjadi karya mosaik bernama Kapai-kapai (atawa Gayuh), yang banyak bolongnya – entah di mana tercecernya pecahan yang mestinya menutupi bolong-bolong itu.

Karena Kapai-kapai kami jadikan “sekadar” sebagai media dialog, maka kami memilih untuk tidak ikut serta nyengkuyung berbagai tema dan pesan yang ingin dibebankan Arifin pada lakon ini. Dalam tataran artistik, transformasi Kapai-kapai menjadi Kapai-kapai (atawa Gayuh) ini adalah sebuah peristiwa eksplorasi media gerakan budaya. 

Pelakon: Andika Ananda, Apreria Mahardika, Arifin, Bambang Sumarsono, Dayu Prismawati, Gandez Sholeekah, Iwan Sumantyo, Mathori Brilyan, Okta Firmansyah, Setiyoko, Stefanus Triyanto, Sunantoro, Tri Pujiyanto, Untung Pribadi, Vivin L. Prinka, Yoni Legowo, Penata Cahaya: Dwi Novianto, Mochalmad Jibna, Pemusik: Sanggar Bangun Budaya, Penata Panggung: Miftakul Efendi, Manajer Produksi: Dina Triastuti, Konsumsi: Mbak Ika, Mbak Win, Kru: Sangkan, Sutradara: Ibed Surgana Yuga.

0 komentar