Kalanari: Proses Memahami Diri sebagai Manusia

Refleksi Mathori Brilyan untuk Empat Tahun Kalanari

Kalanari Theatre Movement. Pertemuan pertama dengan teman-teman ini berawal di belakang Concert Hall ISI Yogyakarta. Saat itu dalam rangka berproses untuk event Mimbar Teater Indonesia (MTI) di Taman Budaya Surakarta. MTI pada tahun itu mengusung naskah-naskah karya Arifin C Noer. Dan Kapai-kapai menjadi naskah yang dipilih Mas Ibed selaku sutradara sekaligus inisiator dari Kalanari.

Mathori Brilyan dalam Kapai-kapai (atawa Gayuh) di Universitas Muria Kudus, 15 Mei 2015 | Foto: Doni Marta

Dengan konsep men-Jawa-kan naskah Kapai-kapai, membuka ruang potensi kedaerahan dari setiap individu yang berada di dalamnya. Potensi kedaerahan di sini dimaksudkan merupakan suatu bentukan alami yang menubuh dari setiap manusia. Nah, saya sangat mengapresiasi ide yang ditawarkan ini. Jika teater kemudian menjauhkan dari kehidupan, bahasa dan budaya kita, lalu kenapa kita (harus) berteater?

Berproses di Kalanari sangat unik. Kita terkadang tidak bisa langsung menyimpulkan maksud dan tujuan dari apa yang dilakukan saat latihan. Memahami instruksi sutradara tidak cukup sampai ketika waktu latihan selesai. Namun menjadi suatu kelanjutan untuk terus memahaminya, dari latihan menuju latihan, dan seterusnya. Proses teater di Kalanari merupakan proses memahami diri sebagai manusia. Konsep latihan di Kalanari bagi saya adalah proses berjalan dan berkelanjutan. Waktu latihan menjadi titik tolak untuk terus menggali kembali dari apa yang didapatkan sewaktu latihan. Membingungkan, benar.

Namun dalam sisi lain Kalanari merupakan suatu wujud pemikiran dari sutradara itu sendiri, di mana wilayah proses aktor dan pendukung lainnya merupakan wujud respon dari ide yang ditawarkan dari sutradara. Kemudian muncul pertanyaan, jika sutradara tidak ada, apakah Kalanari tetap akan menjadi Kalanari? Pola yang sengaja diciptakan mungkin memang seperti itu.

Kalanari mewujud menjadi satu lingkaran proses berteater. Dan siapa pun bisa masuk-keluar dalam lingkaran itu, tidak ada yang mengikat. Muncul lagi pertanyaan, bagaimana ruang keintiman yang tercipta antara aktor dengan aktor, dengan tim pendukung, dan semuanya itu dengan sutradara? Semuanya berjalan hingga dalam kurun waktu empat tahun ini. Kalanari teguh dalam me-laku-kan proses berteater-nya. Membuka pintu selebar-lebarnya bagi siapa saja yang ingin belajar maupun berbagi apa saja.

Kalanari Theatre Movement. Bagaimana nama itu tercipta, dan atas dasar cita-cita apa, maaf, sampai sekarang saya belum mengetahuinya dan tidak bisa menjelaskan tentunya ketika ada orang bertanya.

0 komentar