“Pooh-pooh Somatic”: Catatan Sangat Singkat

Kami (tepatnya: saya) sedang mencoba pola dramatika yang berbeda dengan yang kami lakukan dalam pertunjukan-pertunjukan Kalanari sebelumnya. Ini bahkan merupakan pola yang hampir tak memiliki rasa dan nilai dramatika jika ditilik dari pola yang kami lakukan sebelumnya. Pola ini datar, kasar, monoponik, rada menjijikkan, dan tidak menghibur. Namun kami mencoba untuk meyakininya sebagai suatu pola berbeda yang akan menemukan dramatikanya tersendiri, entah untuk tujuan menemukan pola baru atau sekadar memperluas jelajah estetika. 

Pooh-pooh Somatic: On Crowd of Biographies di PKKH UGM, 21 Agustus 2017 | Foto: Yudha Wibisono

Tentu saja ini sebuah pilihan berisiko: meruntuhkan bangunan estetika (yang belum sepenuhnya kokoh) yang telah susah payah kami bangun sebelumnya. Lalu kekhawatiran pada kekecewaan publik, yang menilai ciri khas Kalanari dari pertunjukan-pertunjukan sebelumnya. Pada tataran yang lebih remeh, bagi diri kami, berlatih mengalihkan pandangan pada pola baru, yang belum sepenuhnya memberi rasa pada selera estetika diri, mirip dengan “perut-nasi” yang dipaksa memamah roti di setiap jam makan. Dan di tengah usaha melakoni pola baru ini, pola lama selalu membayang, jadi godaan besar. Tapi kami mencoba mengunyahnya sebagai sebuah terapi. 

Ibed Surgana Yuga

0 komentar