Temen Ngobrol #3 | Segitiga emas: di mana akting dan silat bersua.

Foto: Dok. Whani Darmawan | Desain: Ibed

Ruang Gong PKKH UGM
Selasa, 11 April 2017, 15.00 WIB

Temen Ngobrol: Whani Darmawan

GRATIS dan terbuka untuk umum. 

Sejarah mencatat ada pertemuan yang akrab dan sublim antara dunia silat dan teater. Dalam beberapa teater tradisi Nusantara, misalnya, ilmu silat adalah penguasaan mutlak bagi seorang pelaku panggung. Di dunia teater modern bisa kita ambil contoh Bengkel Teater Rendra yang kawin begitu indah dengan PGB Bangau Putih. Atau lebih jauh lagi, teater-teater primitif lahir dari laku perburuan, di mana di dalamnya terdapat laku-laku perlindungan diri, bela diri, dari berbagai ancaman binatang buas atau musuh dari komunitas lain. 

Apakah murni pertemuan silat dan teater (terutama keaktoran) karena keduanya sama-sama merupakan laku ketubuhan? Whani Darmawan merumuskan bahwa dunia silat dan keaktoran sama-sama mengolah segitiga emas dalam kedirian manusia: tubuh, pikiran dan perasaan. Ketiga titik inilah yang menyelaraskan laku hidupnya sebagai seorang pesilat dan aktor sekaligus. Baginya, silat bukan sekadar ilmu ketubuhan, namun juga filsafat dan keutamaan hidup. 

Lalu, apakah dunia persilatan memerlukan dunia teater? Apakah hanya pelaku panggung saja yang mengambil ilmu dari ranah persilatan, lalu menerapkannya di panggung, sedang para pesilat tidak memerlukan ilmu panggung? 

Temen Ngobrol #3 mencoba mengobrolkan perihal segitiga emas pertemuan silat dan akting dalam teater tersebut bersama Whani Darmawan, yang telah menelurkan dua buku tentang ilmu silat: Andai Aku Seorang Pesilat (2012) dan Jurus Hidup Memenangi Pertarungan (2016). 

Temen Ngobrol merupakan forum diskusi kebudayaan dalam bentuk obrolan santai, namun dibingkai oleh tema spesifik, dengan menghadirkan temen ngobrol atau semacam narasumber. Forum yang terbuka untuk umum ini diinisiasi oleh Kalanari Theatre Movement, dan kali ini bekerja sama dengan PKKH UGM dan Whani d’Project.

Info: 0899-8984-058 (Dinu) 
Website: kalanari.org
Twitter: @kalanari
Instagram: @kalanaritheatre

0 komentar