Kapai-kapai (atawa Gayuh) | Surabaya

Taman Budaya Jawa Timur, 1 Agustus 2015
Dengan didukung oleh Taman Budaya Yogyakarta, Kapai-kapai (atawa Gayuh) punya kesempatan bertandang ke Surabaya, dalam sebuah event parade teater yang digelar Taman Budaya Jawa Timur. Ini merupakan kesempatan baik untuk bersilaturahmi ke bagian timur Jawa, sebuah wilayah budaya Jawa yang memiliki karakter yang khas. Sisi bahasa Jawa-nya unik, hal yang oleh kebudayaan kraton Jawa dianggap kasar dan tidak pantas. Namun bagi kebudayaan Jawa bagian timur sendiri ini merupakan kelumrahan, bahkan bentuk keakraban hubungan sosial. Bahasa Jawa yang digunakan Kapai-kapai (atawa Gayuh), terutama oleh Iyem dan Abu – yang kebetulan pemeran keduanya berasal dari Jawa bagian timur – adalah bahasa Jawa yang sesak oleh umpatan dan caci maki. Namun hal ini lebih sebagai gambaran ekspresi bahasa dan ungkapan bawah sadar dari tekanan hidup keseharian kaum miskin seperti mereka. Apakah sisi kebahasaan ini menemukan signifikansinya jika dipertemukan dengan publik dari Jawa bagian timur? Inilah yang ingin kami pelajari dari tandang kami ke Surabaya.

Taman Budaya Jawa Timur, August 1, 2015 
Supported by Taman Budaya Yogyakarta (Yogyakarta Arts Centre), Kapai-kapai (atawa Gayuh) has performed in a theatre festival held by Taman Budaya Jawa Timur (East Java Arts Centre), Surabaya. It’s a good chance to make an artistic sharing with the audience in east of Java, a cultural space with a unique character of culture. One of the unique characters is the language style. The dialect were claimed as ribaldry by others cultural space of Java which influenced by kingdom culture. For the people of east of Java, the dialect is a sign of the intimacy of social relationships. Javanese language in Kapai-kapai (atawa Gayuh) – especially used by character of Iyem and Abu – is a kind of ribaldry which is express from their subconsciousness as poor and oppressed people. Is this language term significant in east of Java’s audience? It’s what we want to learn.  


Pelakon | Performers: Andika Ananda, Apreria Mahardika, Arifin, Bambang Sumarsono, Dayu Prismawati, Gandez Sholeekah, Mathori Brilyan, Okta Firmansyah, Setiyoko, Stefanus Triyanto, Sunantoro, Tri Pujiyanto, Untung Pribadi, Yoni Legowo, Yulianto. Penata Cahaya | Lighting Designers: Dwi Novianto, Mochalmad Jibna. Pemusik | Musician: Sanggar Bangun Budaya. Penata Panggung | Stage Designers: Miftakul Efendi, Nanang Arizona. Manajer Produksi | Production Manager: Dina Triastuti. Kru | Crew: Sangkan. Sutradara | Director: Ibed Surgana Yuga. 

Klik di sini untuk membaca pos-pos terkait Kapai-kapai (atawa Gayuh).
Click here to read posts related to Kapai-kapai (atawa Gayuh).