“Yo-he-ho’s Sites” di SIPFest 2016, Komunitas Salihara

Salihara International Performing Arts Festival 2016
Komunitas Salihara, Jakarta
3 - 4 November 2016, 20.00 WIB

Sejak awal berdirinya (2012), Kalanari Theatre Movement suntuk mempelajari dan mengeksplorasi ruang sebagai elemen penting pertunjukan. Bukan sekadar tempat untuk menggelar pertunjukan, ruang adalah kerumunan teks yang tak bisa begitu saja diabaikan dari konstruksi pertunjukan. Teks-teks yang dikandung ruang dibaca oleh Kalanari, diinterpretasi, lalu dirancang sebagai bagian penting (bahkan seringkali: utama) dari teks pertunjukan. Sebagian besar (bahkan hampir seluruh) teks sebuah pertunjukan disusun dari tenunan benang-benang teks yang centang perenang dalam ruang. Bagi Kalanari, ruang adalah jalinan teks yang selalu menantang untuk diungkap dan konstruksi menjadi (teks) pertunjukan. Inilah alasan Kalanari hingga saat ini menjauhi ruang-ruang pertunjukan konvensional, dan lebih memilih sawah, lapangan, bangunan tua, rumah dan lainnya sebagai situs untuk menciptakan dan menggelar pertunjukan – yang kini dikenal sebagai site-specific theatre.


Foto & desain: Komunitas Salihara

Yo-he-ho’s Sites merupakan sebuah hasil studi dan eksplorasi tentang sejarah bahasa manusia, dengan mengandalkan gerak dan suara sebagai bahasa utama pertunjukan. Pertunjukan ini dimulai dari eksplorasi yang mengarahkan tubuh untuk memproduksi suara-suara selain yang biasa muncul dari pengucapan bahasa verbal atau kata-kata. Suara muncul dari realitas tubuh yang bisa bersuara, bukan imitasi dari suara sesuatu yang sudah dibatasi regulasi budaya, adat, agama, kebiasaan. Regulasi kerap menjadikan bahasa sangat lamis, ucapan serba-baik namun berbeda dari apa yang ada dalam hati atau pikiran pengucapnya. Pun gerak dibatasi oleh bentukan-bentukan budaya yang di satu sisi sebenarnya mengekang keluasan potensi gerak tubuh.

“Yo-he-ho” adalah sebuah hipotesis tentang asal mula bahasa yang disarankan oleh Max Müller dan Ludwig Noire. Hipotesis ini menganggap bahwa suara yang menjadi asal-usul dari bahasa muncul dari koordinasi otot-otot tubuh yang mengakibatkan usaha pelepasan melalui pernapasan sehingga menggetarkan pita suara. Yo-he-ho’s Sites disutradarai oleh Ibed Surgana Yuga, narasinya menjelajah teori evolusi hingga mitos-mitos penciptaan bahasa manusia, dipertunjukkan dengan merespon beberapa ruang eksterior dan interior di Komunitas Salihara. Ruang-ruang ini dalam pertunjukan dimaknai sebagai ruang yang terberi, yang kemudian diadaptasi sebagai situs bagi teks-teks pertunjukan. Yo-he-ho’s Sites merupakan salah satu hasil dari program Tubuh Lamis, sebuah studi dan eksplorasi Kalanari terhadap bahasa paling primitif dari teater: gerak dan suara.

Pelaku: M. Dinu Imansyah, Mathori Brilyan, Dayu Prismawati, Rosalia Novia Ariswari, Assabti Nur Hudan | Penata Rias & Busana: Nanang Arizona | Penata Panggung: Miftakul Efendi | Penata Cahaya: Eko Sulkan | Penata Bunyi: Suprayedno Rukaya, Primadana Afandi | Manajer Produksi: Dina Triastuti | Manajer Panggung: Andika Ananda | Pelaksana Produksi: Gandez Sholeekah | Penggagas Teks & Sutradara: Ibed Surgana Yuga

0 komentar